
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
Beritaoikoumene.com – Jakarta, Di era informasi yang serba cepat ini, pers dan media memainkan peran yang sangat vital dalam membentuk opini publik, menyebarkan informasi, dan menghubungkan individu serta komunitas. Gereja, sebagai bagian integral dari masyarakat, tidak dapat mengabaikan kekuatan pers dan media.
Artikel ini akan mengupas peran pers dan media dari perspektif pewartaan gereja, menggali nilai-nilai teologis yang mendasari, serta tantangan dan peluang yang dihadapi gereja dalam memanfaatkan media untuk misinya.
Pers dan Media: Instrumen Pewartaan yang Kuat
Secara umum, pers dan media memiliki fungsi utama sebagai penyampai informasi. Mereka bertugas untuk menginformasikan masyarakat tentang berbagai peristiwa, isu, dan perkembangan yang terjadi di sekitar mereka. Lebih dari sekadar menyampaikan fakta, media juga berperan dalam membentuk wacana publik, mengedukasi, mengkritisi, dan bahkan menghibur.
Dalam konteks gereja, pers dan media dapat dipandang sebagai instrumen pewartaan yang sangat kuat. Sejak awal sejarahnya, gereja telah menggunakan berbagai bentuk komunikasi untuk menyebarkan Injil dan ajaran Kristiani. Mulai dari tradisi lisan, naskah tulisan tangan, hingga cetakan, gereja selalu beradaptasi dengan perkembangan media untuk menjangkau lebih banyak orang.
Di era modern ini, media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan terutama media digital, menawarkan potensi yang luar biasa bagi gereja untuk memperluas jangkauan pewartaannya.
Perspektif Teologis Pewartaan Gereja melalui Media, Silakan KLIK LINK Berita Youtube ini……
Perspektif pewartaan gereja melalui media didasarkan pada beberapa nilai teologis inti:
Kebenaran (Veritas): Dalam tradisi Kristiani, kebenaran adalah nilai fundamental. Yesus sendiri menyatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Oleh karena itu, pewartaan gereja melalui media harus selalu berpegang pada prinsip kebenaran. Informasi yang disampaikan harus akurat, faktual, dan dapat dipertanggungjawabkan. Media gereja memiliki tanggung jawab moral untuk melawan disinformasi, hoaks, dan berita palsu yang merusak integritas komunikasi publik.
Kasih (Caritas): Pewartaan gereja juga harus dijiwai oleh kasih. Media gereja tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga harus melakukannya dengan semangat kasih, kepedulian, dan empati. Pemberitaan harus membangun, menginspirasi, dan membawa harapan. Media gereja harus menghindari ujaran kebencian, fitnah, dan segala bentuk komunikasi yang merendahkan martabat manusia.
Keadilan (Iustitia): Gereja terpanggil untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran bagi semua orang, terutama bagi mereka yang tertindas dan terpinggirkan. Media gereja dapat menjadi suara bagi mereka yang tidak didengar, mengangkat isu-isu ketidakadilan, dan mendorong perubahan sosial yang positif. Pewartaan gereja harus berani mengkritisi ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia, serta mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial.
Perdamaian (Pax): Pesan Injil adalah pesan perdamaian. Media gereja harus berperan dalam membangun perdamaian, rekonsiliasi, dan harmoni dalam masyarakat. Pewartaan gereja harus menghindari provokasi, polarisasi, dan segala bentuk komunikasi yang memicu konflik. Sebaliknya, media gereja harus mempromosikan dialog, toleransi, dan kerjasama antar kelompok agama dan masyarakat.
Kesaksian (Testimonium): Pada akhirnya, tujuan utama pewartaan gereja melalui media adalah untuk memberikan kesaksian tentang iman Kristiani. Media gereja adalah sarana untuk membagikan pengalaman iman, nilai-nilai Injil, dan ajaran Kristiani kepada dunia. Pewartaan gereja harus menginspirasi orang untuk mengenal Kristus, mengikuti ajaran-Nya, dan hidup sebagai murid-murid-Nya di tengah dunia.
Apa yang menjadi Tantangan dan Peluang Media Gereja di Era Digital ?
Era digital menghadirkan tantangan dan peluang baru bagi pewartaan gereja melalui media.
Tantangan:
Banjir Informasi dan Disinformasi: Ruang digital dipenuhi dengan informasi yang melimpah, namun tidak semuanya benar dan bermanfaat. Media gereja harus berjuang untuk menonjol di tengah kebisingan informasi dan melawan penyebaran disinformasi.
Sekularisasi dan Pluralisme Nilai: Media sekuler seringkali didominasi oleh nilai-nilai sekuler dan pandangan dunia yang berbeda dengan nilai-nilai Kristiani. Media gereja perlu mempertahankan identitas dan nilai-nilainya di tengah arus sekularisasi dan pluralisme nilai.
Kompetisi Perhatian: Media gereja harus bersaing dengan berbagai bentuk media hiburan dan informasi lainnya untuk mendapatkan perhatian audiens. Kreativitas dan inovasi dalam penyampaian pesan menjadi kunci untuk menarik perhatian dan mempertahankan audiens.
Etika Digital dan Tanggung Jawab: Media gereja harus beroperasi dengan etika digital yang tinggi dan bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial dan platform digital lainnya. Hal ini termasuk menghormati privasi, menghindari hate speech, dan menjaga kualitas konten.
Peluang:
Jangkauan Global: Media digital memungkinkan gereja untuk menjangkau audiens global tanpa batasan geografis. Pewartaan gereja dapat menembus batas negara dan budaya, menjangkau orang-orang di seluruh dunia.
Interaktivitas dan Partisipasi: Media digital memungkinkan interaksi dua arah dan partisipasi aktif dari audiens. Media gereja dapat membangun komunitas online, memfasilitasi dialog, dan melibatkan audiens dalam pewartaan.
Format Konten yang Beragam: Media digital menawarkan berbagai format konten yang menarik, seperti video, audio, infografis, dan animasi. Media gereja dapat memanfaatkan format-format ini untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih kreatif dan menarik.
Biaya yang Lebih Terjangkau: Dibandingkan dengan media tradisional, media digital seringkali lebih terjangkau dan mudah diakses. Ini membuka peluang bagi gereja-gereja kecil dan komunitas lokal untuk memiliki media sendiri dan melakukan pewartaan secara mandiri.
Pers dan media adalah instrumen pewartaan yang sangat penting bagi gereja di era digital. Dengan berpegang pada nilai-nilai teologis seperti kebenaran, kasih, keadilan, perdamaian, dan kesaksian, media gereja dapat memainkan peran yang signifikan dalam menyebarkan Injil, membangun komunitas iman, dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik. Meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah kecil, peluang yang ditawarkan oleh media digital juga sangat besar. Gereja perlu terus beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi untuk memanfaatkan potensi media secara maksimal demi misi pewartaannya di dunia yang terus berubah ini. (Mas Dharma EL)