
BERITAOIKOUMENE.COM – ADIWERNA, KAB. TEGAL – Di tengah hiruk pikuk persiapan perayaan Hari Bhayangkara ke-79, sebuah pemandangan istimewa tersaji di Pendapa Ki Djaga Menggala, Adiwerna, Kabupaten Tegal, pada Sabtu (5/7) pagi. Bukan sekadar seremoni formal, melainkan sebuah Tasyakuran dan Doa Bersama yang sarat makna, menjadi kado kebersamaan dari masyarakat untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia. Acara yang diinisiasi oleh H. Supandi, pemilik pendapa, ini menghadirkan harmoni spiritual dan sinergi lintas elemen bangsa.
Pagi itu, Pendapa Ki Djaga Menggala telah dipersiapkan dengan apik. Sejak pukul 07.00 WIB, tim teknis memastikan segala sesuatunya berjalan lancar, mulai dari sistem suara hingga tata letak. Para tamu undangan dari unsur Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat mulai berdatangan. Suasana kian hidup ketika pukul 09.30 WIB, lantunan musik pop dan “ambyar” dari band lokal menyambut para hadirin, mencairkan suasana dengan melodi yang akrab di telinga masyarakat Jawa Tengah.
Pesan Spiritual dan Kebersamaan dari Puncak Acara
Tepat pukul 10.00 WIB, acara inti dimulai. Setelah dibukanya acara oleh MC, seluruh hadirin berdiri tegak, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, menegaskan kembali semangat persatuan yang menjadi dasar kegiatan ini.
Sambutan pembuka datang dari Wakil Bupati Tegal, H. Ahmad Kholid, yang mengawali rangkaian pidato penting. Selanjutnya, panggung disambut oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen. Dalam sambutannya, Gus Yasin—sapaan akrab Wakil Gubernur—memberikan penekanan pada pentingnya refleksi spiritual dalam perjalanan panjang institusi Polri yang kini telah mencapai usia 79 tahun. Ia juga menyoroti peran moderasi beragama sebagai pilar penting dalam mendukung pembangunan bangsa.
“Momentum ini bukan sekadar seremoni, tetapi saat untuk merekatkan kebersamaan antara Polri dan seluruh elemen bangsa, menjaga keutuhan dan kedamaian negeri, seperti yang terjadi di Jawa Tengah,” ujar Wakil Gubernur Taj Yasin, menekankan esensi persatuan yang terjalin erat antara aparat dan masyarakat di Bumi Pertiwi.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Kapolres Tegal, AKBP Bayu Prasetyo, S.H., S.I.K., M.H., yang turut menegaskan komitmen Polri untuk terus melayani dan mengayomi masyarakat. Kehadiran juga Kaporesta Tegal AKBP I Putu Bagus Krisna Purnama, S.I.K. menambah semarak acara ini.
Harmoni Lintas Iman dalam Doa dan Simbol Pemotongan Tumpeng
Puncak spiritualitas acara ini ditandai dengan doa bersama lintas agama. Tujuh perwakilan dari berbagai agama dan kepercayaan di Kabupaten Tegal, secara bergantian, memimpin doa, memohon keberkahan dan keselamatan bagi bangsa dan Polri. Mereka adalah:
- Pdt. Dr. K. R. T. Sugeng Prihadi, S.Th, M.Min, M.Th (Kristen)
- Ramani Khemawati Sunarni, S.Ag (Buddha)
- M.Ng Bangun Tresno (Kejawen Maneges)
- Aceng Suherman (Konghucu)
- Drs. Yohannes Totok Poerwono (Katolik)
- Adhiviryo Alex Fernando (Tri Dharma)
- Habib Badar Sulthon (Islam)
Momen sakral ini memperlihatkan betapa indahnya keberagaman Indonesia yang hidup rukun dan saling mendoakan. Seakan menjadi garam yang memberi rasa kebersamaan, dan terang yang mengusir sekat-sekat perbedaan.
Simbol persatuan dan keberagaman semakin diperkuat dengan pemotongan tumpeng. Potongan tumpeng pertama secara simbolis dilakukan oleh sosok kharismatik, Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, yang melambangkan keberlanjutan tradisi dan semangat persatuan yang selalu dijunjung tinggi oleh Polri. Disusul kemudian oleh Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, dan terakhir oleh H. Supandi sendiri sebagai ungkapan syukur dan harapan bagi tugas Polri yang profesional dan amanah ke depan.

Sinergi sebagai Pondasi NKRI
Perhelatan ini tak luput dari perhatian masyarakat. Ria Candra Dewi, M.Pd, Dr (cand), salah satu perwakilan masyarakat yang hadir, menyampaikan apresiasinya atas kehangatan dan kebersamaan yang terpancar dalam acara tersebut.
“Peringatan ini mencerminkan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara kepolisian, pemerintah, dan masyarakat. Hal ini terlihat dari kehadiran Wakil Gubernur, Wakil Bupati, serta tokoh-tokoh lintas agama yang turut meramaikan acara,” ujar Ria kepada awak media.
Menurut Ria, keterlibatan berbagai elemen masyarakat ini adalah bukti nyata komitmen bersama untuk memperkuat peran Polri dalam melindungi dan mengayomi rakyat. Kebersamaan dan kesatuan yang terjalin dalam Tasyakuran dan Doa Bersama ini adalah fondasi kokoh bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebuah manifestasi nyata dari masyarakat yang menjadi garam dan terang bagi bangsa.
Ke depan, harapan besar disematkan kepada Polri untuk terus berbenah, meningkatkan profesionalisme, dan menghadirkan pelayanan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Dengan semangat Bhayangkara ke-79, komitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh wilayah Indonesia terus dikukuhkan, demi terciptanya bangsa yang aman, damai, dan berkeadilan. (sugeng ph/Red)