
Beritaoikoumene.com – Salatiga, 23 Mei 2025 – R.E.S. Fobia, S.H., MIDS., dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), memberikan tanggapan tegas usai namanya disebut dalam Open Forum UKSW yang digagas Rektor Prof. Dr. Intiyas Utami pada Jumat (16/5) lalu. Fobia menuntut Rektorat UKSW menyajikan bukti yang meyakinkan (convincing evidence) dan mendesak pencabutan pernyataan yang dinilai menyesatkan (misdirecting statement) mengenai dirinya.
Pernyataan R.E.S. Fobia disampaikan melalui surat resmi yang diterima redaksi pada Kamis (22/5/2025), sebagai respons atas kronologi permasalahan internal Fakultas Hukum yang dipaparkan Rektor Intiyas dalam forum tersebut. Dalam forum yang berlangsung hingga larut malam itu, Rektor menyebut Fobia mangkir dari tugas selama hampir satu setengah tahun, dan hal ini menjadi pemicu pencopotan beberapa pejabat struktural FH pada 1 Mei.

Fobia Tuntut Bukti dan Kehati-hatian
Dalam tanggapannya, R.E.S. Fobia secara spesifik menyatakan:
- “Silakan Rektorat UKSW menyampaikan bukti yang meyakinkan (convincing evidence), bukan pernyataan yang menyesatkan (misdirecting statement). Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip hukum dalam penyelesaian masalah bahwa siapa yang mendalilkan, dia harus membuktikan (actori incumbit probatio, actori onus probandi).”
- Ia juga mengingatkan Rektorat UKSW untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi ke publik tanpa bukti yang akurat dan lengkap. Fobia khawatir pandangan sepihak Rektorat yang tanpa bukti dapat menjadi dasar pertimbangan dan pengambilan keputusan yang merugikan pihak tertentu.
- Lebih lanjut, Fobia menegaskan bahwa informasi publik yang tidak benar dapat membentuk pandangan dan pengetahuan umum yang salah, sehingga bertentangan dengan Motto UKSW, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a)”, Nilai-nilai UKSW, Nilai-nilai Pancasila, serta berpotensi merusak eksistensi UKSW.
- “Karena itu, Rektorat UKSW harus mencabut pernyataannya dan menghentikan praktik penyampaian informasi yang dapat diduga sebagai pembohongan publik, seperti yang telah diinfokan tentang Saya,” tegasnya.
Dinamika Open Forum UKSW
Open Forum UKSW sendiri merupakan ruang dialog antara pimpinan universitas dan mahasiswa. Meski sempat diundur dan berpindah lokasi, serta diwarnai minimnya partisipasi mahasiswa, forum ini tetap menghasilkan pembahasan berbagai isu. Di antaranya, keresahan pemindahan ruang lembaga di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), kondisi laboratorium dan ruang organisasi yang tidak layak di Fakultas Sains dan Matematika (FSM), serta tuntutan transparansi kebijakan kampus dari mahasiswa lain.
Kasus internal Fakultas Hukum menjadi sorotan utama, di mana Rektor Intiyas memaparkan kronologi dengan membandingkan versi rektorat dan pihak FH. Rektor menyatakan telah meminta Dekan FH saat itu, Prof. Dr. Umbu Rauta, untuk mengirim surat teguran kepada R.E.S. Fobia, namun yang dikirim justru permintaan klarifikasi. Hal ini kemudian berujung pada surat teguran keras dari Rektor kepada Dekan FH, yang berlanjut pada pencopotan pejabat struktural.
Di akhir forum, Rektor Intiyas menyatakan kesiapannya untuk menggelar open forum lanjutan guna menampung lebih banyak aspirasi mahasiswa.
Pernyataan tegas dari Rektor dan tanggapan langsung dari R.E.S. Fobia mencerminkan dinamika kompleks dalam tata kelola institusi pendidikan tinggi. (Dh.L./Red.***)
Note :
Redaksi mencatat bahwa pandangan dalam tulisan ini merupakan opini dari R.E.S. Fobia atas pemberitaan, dan isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak mewakili pandangan redaksi. Kami terbuka terhadap klarifikasi atau tanggapan dari pihak lain yang disebut dalam tulisan ini untuk menjaga keberimbangan dan integritas informasi. Klarifikasi berita dapat disampaikan melalui nomor redaksi di 081282303839.