
Dharma Leksana, S.Th., M.Si. - Ketua Umum PWGI
Beritaoikoumene.com – Jakarta, Era digital telah mengubah lanskap interaksi sosial kita secara fundamental. Media sosial, platform perpesanan, dan berbagai aplikasi daring telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring dengan kemudahan dan kecepatan komunikasi yang ditawarkan, muncul pula tantangan baru terkait etika, moral, sopan santun, dan budi pekerti dalam berinteraksi di dunia maya.
Konsep adab, yang dalam budaya timur menekankan pada kesadaran dan penerapan nilai-nilai luhur dalam berinteraksi, menjadi semakin relevan di era digital ini. Jika di dunia nyata kita diajarkan untuk menghormati yang lebih tua, berbicara sopan, dan peduli terhadap perasaan orang lain, maka prinsip-prinsip ini juga harus kita terapkan dalam setiap interaksi daring.
Mengapa Adab Digital Itu Penting?
Sama seperti di dunia nyata, adab digital berperan penting dalam menciptakan lingkungan online yang sehat, harmonis, dan produktif. Kurangnya adab dapat memicu berbagai masalah, mulai dari kesalahpahaman, konflik, perundungan siber (cyberbullying), hingga penyebaran informasi palsu (hoax).
Nilai-Nilai Adab Digital dan Contoh Konkretnya:
Mari kita telaah lebih lanjut nilai-nilai etika, moral, dan sopan santun yang perlu kita pegang teguh dalam berinteraksi di berbagai platform media sosial:
1. Etika:
- Jujur dan Transparan: Hindari menyebarkan informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Selalu verifikasi fakta sebelum membagikannya. Contoh: Tidak menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya di grup WhatsApp keluarga atau teman.
- Menghormati Privasi: Jangan membagikan informasi pribadi orang lain tanpa izin. Jaga kerahasiaan data diri dan informasi sensitif lainnya. Contoh: Tidak mengunggah foto atau video teman tanpa persetujuan mereka di Facebook atau Instagram.
- Menghindari Penipuan: Jangan terlibat dalam aktivitas penipuan online. Waspadai tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Contoh: Tidak mudah percaya dan memberikan data pribadi pada tautan atau akun yang mencurigakan di Twitter atau TikTok.
2. Moral:
- Menghormati Perbedaan: Hargai perbedaan pendapat, agama, suku, dan budaya orang lain. Hindari ujaran kebencian (hate speech) dan diskriminasi. Contoh: Berdiskusi dengan sopan di kolom komentar Facebook meskipun memiliki pandangan yang berbeda. Tidak membuat konten TikTok yang merendahkan kelompok tertentu.
- Berempati: Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Berikan dukungan dan semangat kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan. Contoh: Mengirim pesan pribadi yang suportif kepada teman yang sedang menghadapi masalah yang dibagikan di status WhatsApp.
- Menghindari Kekerasan: Jangan melakukan atau mendukung tindakan kekerasan verbal atau non-verbal di dunia maya. Laporkan konten atau akun yang mengandung unsur kekerasan. Contoh: Tidak mengirimkan pesan ancaman atau intimidasi melalui Direct Message (DM) di Instagram atau Twitter.
3. Sopan Santun:
- Berbicara Sopan: Gunakan bahasa yang sopan dan santun dalam setiap interaksi online. Hindari kata-kata kasar, makian, atau merendahkan. Contoh: Menggunakan sapaan yang baik dan bahasa yang formal saat mengirim pesan kepada kolega atau atasan melalui WhatsApp.
- Menggunakan Bahasa yang Baik: Perhatikan tata bahasa dan ejaan saat menulis pesan atau komentar. Hindari penggunaan singkatan atau bahasa gaul yang berlebihan, terutama dalam konteks formal. Contoh: Menulis status Facebook atau caption Instagram dengan kalimat yang jelas dan tidak ambigu.
- Memperhatikan Konteks: Sesuaikan gaya bahasa dan konten dengan platform dan audiens yang dituju. Contoh: Gaya komunikasi di Twitter yang cenderung singkat dan informal mungkin tidak cocok untuk forum diskusi online yang lebih serius.
- Menghargai Waktu dan Perhatian Orang Lain: Jangan mengirimkan pesan berlebihan atau spam. Pertimbangkan waktu yang tepat untuk mengirim pesan dan hindari mengganggu privasi orang lain. Contoh: Tidak mengirimkan pesan WhatsApp di luar jam kerja kecuali dalam keadaan mendesak.
- Berkata kasar dalam chat WhatsApp, atau platform komunikasi lainnya, merupakan contoh adab yang rendah. Tindakan ini menunjukkan kurangnya rasa hormat kepada lawan bicara dan melanggar prinsip sopan santun. Meskipun komunikasi daring terasa lebih anonim dan tidak berhadapan langsung, kita tetap harus menjaga etika dan kesantunan dalam berinteraksi.
Membangun Pola Etika, Moral, dan Sopan Santun di Media Sosial:
Berikut beberapa tips untuk membangun pola adab yang baik di media sosial:
- Berpikir Sebelum Bertindak: Sebelum menulis atau membagikan sesuatu, luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain. Apakah konten tersebut berpotensi menyakiti, menyinggung, atau merugikan orang lain?
- Berempati dan Melihat dari Sudut Pandang Orang Lain: Cobalah untuk memahami bagaimana pesan atau tindakan Anda akan diterima oleh orang lain.
- Fokus pada Konten Positif dan Produktif: Sebarkan informasi yang bermanfaat, inspiratif, dan membangun. Hindari menyebarkan berita negatif atau provokatif.
- Jaga Jejak Digital Anda: Ingatlah bahwa segala sesuatu yang Anda bagikan di dunia maya akan meninggalkan jejak digital yang mungkin sulit dihapus. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda posting.
- Laporkan Konten Negatif: Jika Anda menemukan konten yang melanggar etika, moral, atau sopan santun, jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak platform.
- Edukasi Diri dan Orang Lain: Terus belajar tentang etika digital dan ajak orang-orang di sekitar Anda untuk menerapkan adab yang baik di dunia maya.
- Jadikan Contoh: Tunjukkan perilaku yang baik di media sosial. Tindakan Anda akan menjadi contoh bagi orang lain.
Menjadi pribadi beradab di era digital adalah sebuah keharusan untuk menciptakan lingkungan online yang positif dan konstruktif. Dengan mengedepankan etika, moral, dan sopan santun dalam setiap interaksi daring, kita tidak hanya menjaga keharmonisan dalam masyarakat online, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang kita junjung tinggi sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat. Mari bersama-sama membangun budaya digital yang beradab dan saling menghormati.
Penulis :
Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)