Oleh: Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Warta-gereja.com – Jakarta, Jurnalistik sebagai bagian dari Ilmu Komunikasi memiliki peran penting dalam dalam membentuk, mengarahkan, dan menyebarkan informasi di dalam kehidupan masyarakat. Ilmu Jurnalistik tidak hanya relevan dalam dunia media, tetapi juga sangat berguna di kehidupan sehari-hari menghadapi berbagai isu yang terjadi sekitar salah satunya dengan mengolah dan menerima informasi secara akurat. Tapi apakah jurnalistik memiliki peran dalam kehidupan Bergereja ya? Mari kita simak selengkapnya!
Mengutip artikel dari situs resmi Universitas Bakrie (lihat tautan : https://bakrie.ac.id/articles/600-ini-dia-4-peran-ilmu-jurnalistik-dalam-kehidupan-sehari-hari.html #:~:text=Selanjutnya%2C%20Jurnalistik%20adalah%20sebagai%20edukator,dan%20kualitas%20hidup%20bagi%20masyarakat diterangkan bahwa Ilmu Jurnalistik sebagai cabang ilmu dalam bidang Komunikasi Massa, memiliki peran penting dalam perkembangan alur informasi. Pada dasarnya, Ilmu Jurnalistik melibatkan proses mengumpulkan, memverifikasi, dan menyampaikan berita serta informasi kepada publik secara akurat dan objektif. Dalam pengertian ini mengartikan bahwa Ilmu Jurnalistik bukan hanya tentang menghasilkan berita yang menarik, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan integritas.
Salah satu tokoh berpengaruh dalam dunia jurnalistik asal Amerika Serikat yaitu Walter Lippmann, memberikan pandangan yang relevan mengenai esensi Ilmu Jurnalistik. Menurut Lippmann, Jurnalis memiliki peran sebagai “penghubung antara dunia nyata dan dunia gambaran”. Dari pandangan ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat umum tidak dapat langsung mengalami semua peristiwa dan isu di dunia sehingga peran Jurnalis adalah menyajikan gambaran yang akurat dan objektif dari realitas tersebut. Lippmann menegaskan pentingnya Jurnalis dalam menguraikan realitas yang kompleks menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh masyarakat luas.
Dalam era digital dan informasi cepat saat ini, pengertian Ilmu Jurnalistik terus berkembang. Selain tugas utamanya sebagai penjaga kebenaran dan penyampai informasi, ia juga memainkan peran dalam menyuarakan suara-suara yang tidak terdengar dan memicu perubahan sosial. Jurnalis juga harus beradaptasi dengan berbagai platform baru untuk menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan relevan. Jika kita melihat perkembangan era digital yang dulunya informasi hanya dapat dikonsumsi masyarakat melalui siaran berita di TV atau radio, kini informasi dapat dengan mudah ditemukan di sosial media. Begitu pula dengan media yang semakin memperluas jangkauannya ke berbagai platform.
Dalam rangka menghormati prinsip-prinsip etika dan profesionalisme, Ilmu Jurnalistik mengajarkan pentingnya independensi, objektivitas, dan tanggung jawab dalam melaporkan peristiwa dan isu. Jika membahas mengenai jurnalistik, tentu ada peran Jurnalis di baliknya yang merupakan profesi seseorang yang bekerja di media, baik itu media cetak online ataupun media cetak. Dalam menyampaikan informasi kepada publik, jurnalis memiliki peran krusial untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang informasinya didasarkan pada fakta dan analisis yang cermat.
Apa Saja Peran Jurnalistik dalam Kehidupan Sehari-hari?
1. Pemberi Informasi
Dalam ranah Jurnalistik, peran utamanya adalah sebagai penyampai informasi melalui berbagai bentuk karya, termasuk berita, feature, reportase, serta jenis karya jurnalistik lainnya. Namun, peran ini tidak hanya terbatas pada penyajian berita semata, melainkan juga merangkum pemikiran, gagasan, ide, atau pendapat yang memiliki value dan relevansi, serta pantas untuk disebarluaskan kepada khalayak luas.
2. Pendidik
Selanjutnya, Jurnalistik adalah sebagai edukator masyarakat atau simplenya sebagai pendidik. Dalam hal ini, jurnalistik memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang memiliki nilai edukatif dan memberikan manfaat, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup bagi masyarakat. Maka dengan melihat konten jurnalistik, ada hal positif yang dapat dikonsumsi.
3. Agen Pembaharuan
Dari karya jurnalistik buku “Kemahiran Berbahasa Produktif” (2020) oleh Lisa Septia Dewi Br. Ginting, menerangkan bahwa jurnalistik memiliki peran sebagai agen perubahan melalui penyampaian berita kepada masyarakat. Berita mampu memicu reaksi, mempengaruhi pola pikir, serta mengubah pandangan masyarakat, bahkan mendorong mereka untuk mengambil tindakan, baik yang memiliki dampak positif maupun negatif.
4. Pembuat Kebijakan & Advokasi
Jurnalistik memiliki peran untuk mengadvokasi kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, hasil karya jurnalistik harus harus diupayakan untuk menggali isu-isu sosial yang tengah berkembang. Dengan cara ini, jurnalistik akan memiliki value sesuai dengan prinsip jurnalisme yang berlaku.
Perkembangan era digital membuat jurnalisme semakin ‘menduduki kursi emas’ dimana kehidupan sehari-hari akan terus membutuhkan perkembangan informasi yang akurat. Maka dari itu, peran Ilmu Jurnalistik akan terus dibutuhkan.
Lalu apa peran Penting Jurnalistik Bagi Gereja ?
Disiplin Ilmu Jurnalistik menjadi bagian penting bagi tugas gereja dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi Marturia. Hal ini disampaikan oleh Dharma Leksana, S.Th., M.Si. dalam beberapa kali kesempatan pemaparan Visi danMisi Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI).
Bahkan secara jelas Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) dan Pendiri Media Online Warta Gereja mengumumkan Slogan : “MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH DENGAN JURNALISME DI ERA DIGITAL” yang secara eksplisit jelas ingin menunjukkan betapa pentingnya Disiplin Ilmu Jurnalistik dalam upaya membangun Kerajaan Allah sebagai visi dan misi yang diembannya.
Sebagai dasar teologis “Membangun Kerajaan Allah dengan Jurnalisme”, Pertama tama kami mengutip Injil LUKAS 1: 1- 3 dan bagaimana menghadirkan Tanda Tanda KERAJAAN ALLAH sebagai Kerygma (Pewartaan) yang seharusnya dilaksanakan oleh Gereja di era digital sebagai berikut :
Lukas 1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
Dasar teologis yang kedua , Perintah untuk mem-BERITA-kan Injil atau yang sering disebut dengan Amanat Agung Yesus Kristus adalah perintah Yesus yang terakhir, ditulis di
- Matius 28:19-20 : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
- Markus 16:15-18: Lalu Ia (Yesus) berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Salah satu tugas panggilan Gereja dan Orang Kristen adalah “MEMBERITAKAN”/ MEWARTAKAN. Bahkan Tuhan Yesus adalah Sang Pewarta Agung itu sendiri. Berita berita Karya Penyelamatan dan Penebusan Manusia, Berita tentang Kasih dan cinta, Berita tentang damai sejahtera, berita berita yang bernarasikan tentang Tanda tanda Kerajaan Allah menjadi hal yang WAJIB diundangkan oleh Orang Percaya ke seantero dunia.
Pada peradaban digital sekarang ini, bagaimana kita menerjemahkan ulang PERINTAH TUHAN YESUS UNTUK MEMBUAT BERITA ini ?
Menterjemahkan ulang misiologi di era digItal dalam tugas panggilan MARTURIA, kami mendirikan Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) yang bersama sama berkumpul membentuk wadah bagi gereja gereja untuk mempublikasikan kegiatan – kegiatannya melalui website online yang kami beri nama warta-gereja.com dan jaringannya. Ada sekitar 100 media online “samping” yang kami miliki) untuk bersama sama dapat menjadi sarana bagi pewartaan (publikasi) gereja.
Kami Wartawan Gereja Indonesia adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan kompeten untuk secara bersama sama membuat rilis pemberitaan yang berisi unggahan unggahan di media media cetak maupun media online dan media sosial tentang Kasih Damai Sejahtera Kristus dan Karya Penyelamatan Umat Manusia oleh Tuhan kita Yesus Kristus serta menghadirkan “Tanda Tanda Kerajaan Allah di Era Digital”. Memberikan konten tentang Spiritualisme Kekristenan di dunia maya yang sangat heterogen dan cenderung bersifat negative karena tidak terkontrol.
Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia bekerjasama dengan Gereja Gereja di seluruh Indonesia untuk membangun Sumber Daya Manusia yang nyata dengan membuat PROGRAM 1 Gereja memiliki minimal 2 Orang Wartawan Kristen (1G2W) yang professional sesuai dengan kaidah kaidah penulisan jurnalistik yang diatur oleh Undang Undang No. 40 tahun 1999 Tentang Pers untuk mengembangkan Tugas dan Fungsi sebagai MARTURIA (Kesaksian) menjadi Pewarta Gereja. Para Wartawan Gereja ini akan bertugas membuat publikasi kegiatan kegiatan gerejanya yang akan dipublikasi di website warta-gereja.com dan jaringannya, sehingga gereja gereja dapat ikut berpartisipasi secara konkrit memberikan informasi informasi gereja kepada publik (Influence) sebagai fungsi Marturia secara sistematis dan bersama sama.
Dalam kerangka MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA GEREJA yang memiliki kemampuan jurnalistik kami rutin melakukan kegiatan PELATIHAN JURNALISTIK untk membekali Warga Gereja agar dapat melakukan kegiatan Pewartaan dengan benar.
Dengan memeiliki pemahaman Ilmu Jurnalistik yang melibatkan proses mengumpulkan, memverifikasi, dan menyampaikan berita serta informasi kepada publik secara akurat dan objektif. Maka Ilmu Jurnalistik bukan hanya tentang menghasilkan berita yang menarik, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan integritas dalam mewartakan Injil.
Last but not least, Dengan memahami arti pentingnya Ilmu Jurnalistik , maka Pelatihan Jurnalistik Bagi Wartawan Gereja Indonesia menjadi hal perlu didukung oleh setiap gereja Untuk Melaksanakan Tugas Marturia Di Era Digital.
(Dharma Leksana/ DH.L./Red)
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.