GKJ Mejasem Rayakan 25 Tahun Pendewasaan Jemaat dan Resmikan Gedung Gereja
Beritaoikoumene.com – Mejasem, Kabupaten Tegal – Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Mejasem menggelar ibadah syukur dalam rangka 25 Tahun Pendewasaan Jemaat sekaligus Peresmian Gedung GKJ Mejasem, Kec. Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (29/12/2025). Ibadah berjalan dengan lancar di Gedung GKJ Mejasem dan dihadiri oleh jemaat, pimpinan gereja, tokoh gerejawi, serta tamu undangan dari berbagai unsur.
Pendeta Jemaat GKJ Mejasem, Pdt. Kristianto Himawan, S.Si, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Panitia Pembangunan Gedung GKJ Mejasem serta seluruh jemaat atas perjuangan panjang yang telah dilalui. Ia menuturkan bahwa proses perjuangan dari perizinan hingga pembangunan gedung gereja memakan waktu kurang lebih 31 tahun. Penuh doa, pengharapan, dan kerja bersama.
“Ini bukan sekadar peresmian gedung, tetapi perayaan iman atas kesetiaan Tuhan yang menyertai jemaat dari masa ke masa,” ujarnya.
Firman Tuhan dalam ibadah syukur disampaikan oleh Pdt. Sektiyono Pinto Nugroho, S.Si., M.Hum. Pendeta Jemaat GKJ Pondok Gede Jakarta yang dulunya sebagai jemaat GKJ Mejasem. Ia menekankan makna syukur sebagai sikap iman yang lahir dari penantian panjang. Menurutnya, perjalanan GKJ Mejasem merupakan kesaksian nyata tentang doa yang dijawab Tuhan setahap demi setahap.
Ia menyampaikan sejarah jemaat yang bermula dari pepanthan dari GKJ Tegal, kemudian bertumbuh menjadi jemaat dewasa dan mandiri pada tahun 2000, memperoleh pendeta jemaat, membangun pastori, hingga akhirnya berdiri gedung gereja pada tahun 2024.
“Perjuangan jemaat selama lebih dari tiga dekade ini adalah buah dari persekutuan, ketekunan, dan iman,” katanya.

Mengusung tema “Panuwun Sokur 25 Tahun Kanthi Mesem Lan Sumanggem”, Pdt. Pinto menyampaikan beberapa pesan bagi jemaat dalam menatap masa depan. Mesem dimaknai sebagai sikap pengendalian dan penguasaan diri dalam menghadapi tantangan pelayanan, sementara sumanggem berarti kesiapsediaan untuk diutus dan melayani dengan sungguh.
“Tuhan telah mengabulkan apa yang diharapkan jemaat. Karena itu, tidak ada alasan untuk berhenti melayani. Justru ketika sudah memiliki sarana, semangat pelayanan harus semakin bertumbuh,” ujarnya sembari mengutip 2 Timotius 4:5.
Dalam rangkaian ibadah syukur tersebut, dilakukan juga penyerahan Buku “Sumanggem – Perjalanan 25 Tahun GKJ Mejasem”. Buku sejarah GKJ Mejasem itu diserahkan oleh Bapak Ponoharjo bersama Tim Penulis Buku Sumanggem kepada Pendeta Jemaat GKJ Mejasem. Buku ini mendokumentasikan perjalanan iman, dinamika pelayanan, serta proses pendewasaan jemaat selama 25 tahun dan diharapkan menjadi warisan sejarah bagi generasi mendatang.
Selain itu, prasasti peresmian Gedung GKJ Mejasem juga diserahkan sebagai penanda resmi berdirinya gedung gereja yang baru, sekaligus simbol kesaksian iman jemaat GKJ Mejasem.
Apresiasi disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Sama Gereja-Gereja (BKSG) Kabupaten Tegal, Pdt. Bambang Wijanarko. Ia mengucapkan selamat kepada pendeta, majelis, dan seluruh jemaat GKJ Mejasem atas ulang tahun pendewasaan jemaat ke-25 sekaligus peresmian gedung gereja.
“Kiranya GKJ Mejasem terus diberkati untuk menjadi berkat bagi sesama,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Sinode GKJ Pdt. Anugrah Kristian, S.Si., M.Si dalam sambutannya menegaskan bahwa gedung gereja yang representatif perlu diimbangi dengan kualitas pelayanan jemaat yang semakin baik. Ia mendorong penguatan pelayanan lintas generasi, perhatian kepada kelompok rentan, tata kelola gereja yang sehat, serta keterlibatan aktif dalam jejaring pelayanan GKJ dan oikumenis.
“Gereja yang kuat adalah gereja yang saling menguatkan dan bekerja bersama,” ujar Pdt. Anugrah melalui sambutan tertulisnya.
Dari unsur pemerintah desa, Kepala Desa Mejasem Barat menyampaikan ucapan selamat atas pendewasaan jemaat dan peresmian gedung GKJ Mejasem. Ia menekankan pentingnya sikap saling menghargai di tengah masyarakat yang majemuk. Ia juga mendoakan agar pendeta dan jemaat senantiasa diberi kesehatan dan semangat untuk berkarya bersama.
Rangkaian acara ditutup dengan pembukaan selubung nama GKJ Mejasem oleh Kepala Desa Mejasem Barat sebagai simbol resmi peresmian Gedung GKJ Mejasem (sugeng ph/Red)
