
Temu Raya Pemuda dan Remaja Sinode GKJ Rayon 1 digelar di GKJ Moga dan kawasan alam Desa Gondang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
Beritaoikoumene.com – Moga, – Sejuknya udara pagi di lereng Bukit Gambangan dan Desa Gondang, menjadi saksi ketika ratusan pemuda dan remaja dari lima klasis Gereja Kristen Jawa (GKJ) berkumpul dalam satu persekutuan bersama. Dari Tanggal 26 hingga 28 September 2025, Temu Raya Pemuda dan Remaja Sinode GKJ Rayon 1 digelar di GKJ Moga dan kawasan alam Desa Gondang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
Mengusung tema “This Is Your Time”, kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang pertemuan antarwarga gereja muda dari Klasis Jakarta Bagian Barat, Jakarta Bagian Timur, Pekalongan, Pekalongan Barat (Pekabar), dan Semarang Barat (Semabar). Lebih dari itu, Temu Raya menjadi ruang refleksi diri, penguatan jejaring iman, serta panggilan untuk menjawab tantangan zaman dengan berani dan bertanggung jawab. Ini adalah waktumu saat ini untuk melangkah dan bertumbuh mengambil peran nyata.
Membangun Persekutuan dan Menemukan Diri
Dalam sambutan pembukaan, Pdt. Kristianto Himawan, Ketua Badan Pelaksana Klasis Pekalongan Barat, menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar seremoni rohani. “Temu Raya ini menjadi tempat bersama untuk saling menopang dan melengkapi. Hidup bersama dalam live in memberi ruang bagi peserta untuk belajar dari kehidupan nyata jemaat sehari-hari,” ungkapnya.
Kehidupan bersama warga jemaat di Desa Gondang selama live in menjadi pengalaman yang membekas bagi peserta. Tidak hanya tinggal dan makan bersama, mereka juga diajak meresapi nilai-nilai kerja keras dan kesederhanaan. Mulai dari membantu memetik cabai, mencari rumput untuk pakan ternak, menanam padi, hingga menyusuri ladang-ladang yang menghijau.

Pertanyaan yang Menggugah: Siapa Aku?
Salah satu sesi yang mengena adalah sesi bertajuk “Who Am I” yang dibawakan oleh Pdt. Agus Yusak, Ketua Bidang Pembinaan Warga Gereja Klasis Pekabar. Di hadapan ratusan peserta, ia menyoroti pergulatan identitas yang kerap dialami pemuda: Siapa aku sebenarnya? Apa tujuan hidupku?
“Sesi ini menyentuh persoalan krisis identitas yang nyata. Pemuda berada di antara tekanan harapan orang tua, gereja, dan masyarakat, serta keinginan pribadi yang sering berseberangan. Ini ruang untuk refleksi spiritual yang dalam,” tuturnya.
Dari Jejaring Lahir Kolaborasi
Ketua Bidang Pembinaan Warga Gereja Sinode GKJ, Pdt. Erni Ratna Yunita, turut menggarisbawahi pentingnya jejaring antarjemaat. “Dari Temu Raya ini kita ingin menumbuhkan kerja sama lintas klasis. Jejaring yang terbangun di sini diharapkan bisa melahirkan kegiatan bersama di luar Temu Raya. Dapat diwujudkan dalam kegiatan bilateral antar gereja,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, keberagaman dan jumlah pemuda GKJ yang tersebar di berbagai kota adalah potensi besar yang perlu terus dihidupkan. Harapan itu juga untuk mengikis bahwa pemuda/remaja yang beragama Kristen dapat di katakan tidak sedikit. Menepis minority complex, merujuk pada upaya untuk menghilangkan perasaan rendah diri atau minder karena merasa berasal dari kelompok yang lebih kecil.

Tuan Rumah, Tamu Allah, Berkat bagi Rumah
Kesan menyentuh juga datang dari tuan rumah. Pak Sumardi, salah satu orang tua asuh di Desa Gondang, mengaku bersyukur bisa menerima para peserta.
“Kami merasa mendapat kehormatan menjamu tamu-tamu Allah. Walau ada keterbatasan, seperti jumlah kamar mandi yang tidak memadai, tapi kami percaya Tuhan sendiri yang mencukupkan,” ujarnya. Hal yang samapun dialami oleh jemaat GKJ Moga Wilayah Gondang yang rumahnya ditempati live in peserta.
Malam yang Menghangatkan, Persembahan yang Mengalir
Salah satu momen paling membekas bagi peserta adalah sesi Grill Time & Pensi (pentas seni) di malam hari. Di bawah langit terbuka dan nyala api unggun, peserta menyatu dalam tawa, musik, dan ekspresi seni yang menyentuh.
“Sebagai orang Jakarta, pengalaman hidup di desa seperti ini benar-benar baru dan menyenangkan,” ungkap seorang peserta dari GKJ Pamulang.
Ia menambahkan, pada saat live in dan diajak menghayati kehidupan jemaat di Desa Gondang dengan ikut serta ke kebun dan diajari memetik cabai, mana yang dapat di petik dan mana yang belum memberi kesan baginya sebuah proses kesabaran yang harus dilakukan. Alam yang asri, suasana yang jauh dari hingar bingar kota membuatnya sebagai orang Jakarta merasakan kedamaian tersendiri.

Dipandu dengan Hati
Seluruh rangkaian kegiatan dipandu dengan penuh semangat dan kehangatan oleh dua calon pendeta muda, Stevanus Andreas Efrayim (GKJ Brebes) dan Yudha Waskito (GKJ Slawi). Di akhir kegiatan, para peserta diajak menyaksikan tayangan teaser dokumentasi, sebuah penutup yang menyentuh hati sekaligus meneguhkan semangat untuk kembali ke gereja masing-masing dengan pengalaman rohani yang baru.
Dalam kegiatan ada aksi nyata, peserta memberikan persembahan melalui ibadah. Dana persembahan yang terkumpul sebesar Rp1.600.000, diberikan kepada jemaat GKJ Moga Wilayah Gondang sebagai wujud kepedulian anggota tubuh Kristus.
Temu Raya Bukan Sekadar Kegiatan, Tapi Perjalanan
Temu Raya Pemuda dan Remaja Sinode GKJ bukan sekadar agenda tahunan. Kegiatan itu adalah perjalanan iman yang hidup, tempat pemuda dan remaja menemukan diri, menyatu dalam persekutuan, dan dipanggil untuk menjadi terang di tengah dunia. Di lereng Bukit Gambangan yang hening, suara-suara muda itu menyala: This is your time, ini waktumu untuk berdampak (sugeng ph/Red)